Saya baru tahu daerah Ciwidey saat tinggal diBandung setelah tinggal diBandung kira2 7bulan. Ngga tahu kalau ada juga lokasi yang bagus disana, karena jalan ke arah sana dari Bandung mesti lewat daerah Kopo, yang bagi saya begitu ruwet dan bukan daerah yang menarik. Ternyata ada juga tempat yang bagus. Kalau dari Bandung, arahnya lewat Kopo Sayati, ke arah Soreang. Atau dari Cimahi ada juga jalan lain ke arah Soreang. Nah Ciwidey itu dari Soreang naik lagi ke arah gunung patuha.
Jalan ke arah Ciwidey sendiri setelah lewat kecamatan Soreang lumayan mulus dan ngga terlalu ramai, meski jalannya sempit. Wah, kalau riding ke arah sini asyik banget lho.
Selain kebun strawberry, di Ciwidey banyak lokasi wisata yang lumayan menarik. Kawah putih, Air panas Cimanggu, tempat camping juga ada, dan setelah melewati perkebunan teh dilokasi paling ujung terdapat danau situ patenggang.
Sebelum ke kebun strawberry kita jalan naik dulu, sambil nunggu anak2 bangun. Diputuskan untuk mampir dulu ke kawah putih. Dari jalan besar kita masuk sejauh 5 km dengan jalan aspal yang sempit, hanya cukup untuk satu mobil. Kalau berpapasan mesti ngalah salah satu. Bagi yang naek angkutan umum, disediakan juga angkutan masal dari loket masuk sampai lokasi kawah putih.
Kawah putih ditemukan oleh Dr. Franz Wihelm Junghuhn. Ingat nama ini? Tepat sekali, yang nemuin kina. Pantesan kena malaria, maennya ke tempat2 terpencil. Penduduk sekitar menyebut tempat ini 'tempat dimana arwah para leluhur bersemayam, yg tidak seorangpun berada disana tanpa meregang nyawa, yang burung pun enggan terbang diatasnya'. Lha, orang ini malah ke sini. Kebayang kan, jaman Belanda dulu jalan ke sini seperti apa?
Dikawah putih sendiri jaman Belanda dulu dibangun pabrik belerang dengan nama Zwavel Ontgining Kawah Putih. Mungkin artinya kira2 Pabrik Belerang Kawah Putih. Pada saat pendudukan saudara tua, pabrik ini dilanjutkan lagi dengan nama Kawah Putih Kenzanka Yokoya Ciwidey. Saat ini masih tersisa gua yang dipergunakan untuk membawa belerang ke arah Bandung, tapi sudah ditutup demi keselamatan.
Anak2 sih seneng banget, bisa maen lempar2an batu ke air kawah. Setelah bosen lempar2an batu ke air, Khansa masih ingat aja, 'Yah, metik strawberry nya dimana?'
oke deh,jalan lagi yuk...lagian disini sudah kedinginan nih..bbrrr...
Kalau mau metik strawberry, dari kawah putih turun aja kearah pulang. Disepanjang jalan banyak perkebunan strawberry yang bisa kita petik sendiri. Sambil metik, bisa nyicipin strwaberry, hmm..enak....
Disini strawberry nya bagus2. Besar2 dan rasanya manis. Hitungannya per kilo. Saat masuk kebun kita dibekali keranjang kecil. Setelah selesai baru ditimbang dan dihitung dengan harga 30.000 ribu per kilo. Sambil metik bisa juga sambil ngicipin. Jadi yang ditimbang 1 kilo, yang dicicipin 2 kilo. Hi..hi..curang...
Sebelum ke Ciwidey, hari Sabtunya sempat jalan ke Gunung Halu (daerah mana lagi nih?). Disana juga ada Pabrik Teh peninggalan Belanda. Saya jadi mikir, Belanda dulu ke sini benar2 memanfaatkan kekayaan alam kita secara maksimal, untuk mbangun negaranya di Eropa sana. Coba perhatikan deh, sebagian besar perkebunan di Indonesia, bahkan didaerah terpencil sekalipun, siapa yang pertama kali mbangun. Pasti peninggalan Belanda.
Sementara kita setelah merdeka malah terbawa arus industrialisasi, sampai sekarang, yang ngga jelas sebenarnya mau ke mana arahnya. Didesa saya, sawah2 sudah mulai dikonversi menjadi pabrik. Katanya mau swasembada beras, lha kok sawahnya dikonversi menjadi pabrik. Segera hentikan konversi lahan pertanian.
...lanjut......