Lama banget ngga nulis di blog. Lama juga ngga riding, bareng teman2 ataupun sendiri, meskipun sebenarnya lebih sering jalan sendiri. Setelah ngobrol2, akhirnya ada juga yang mau ngiring jalan, Arief Suntoso + Boncenger Mei (pake FJR1300), Bro Kris Sucipto (Roadking). Saya sendiri menggunakan Honda GL 1500. Jadi deh berempat (tiga motor) jalan. Kali ini riding ke arah Banten Selatan, ke Pelabuhan Ratu diteruskan ke Bayah-Malingping. Konon daerah Banten Selatan mempunyai pemandangan yang dahsyat, tetapi sayang seribu sayang, belum dieksplorasi dengan maksimal.
Pagi-pagi Hari Sabtu 4 April 2009, ngumpul di SPBU BSD, jam 4.45. Ternyata bro Kris HP nya ketinggalan, akhirnya kita tunggu dulu sampai HP nya nyampe, sambil ambil gambar. Jam 5.15 akhirnya semua sudah siap untuk melakukan perjalan.
Rute diambil dari BSD ke arah Bogor ke Pelabuhan Ratu lewat Cikidang. Perjalanan arah Bogor lancar, karena hari masih pagi dan jalanan masih sepi. Tetapi dari Bogor ke Cikidang banyak melewati daerah2 macet, baik akibat adanya pasar, angkot ngetem, ataupun anak-anak sekolah yang baru berangkat.
Kira-2 jam delapan nyampe di pertigaan Cibadak. Dari Cibadak ambil arah ke Pelabuhan Ratu lewat Cikidang. Disini jalanan lumayan sepi. Meski sempit dan berkelok-kelok, tapi cukup memuaskan dahaga riding. Apalagi ditambah pemandangan perkebunan kelapa sawit dikiri-kanan jalan dan udara yang sangat segar. Sangat mempesona.
Sesaat setalah melewati Cikidang dan sebelum sampai di kota Pelabuhan Ratu, kita sempatkan ambil gambar disebuah jembatan tua. Jam menunjukkan pukul 9 (kira-2, sudah lupa tepatnya).
Dibawah ada aktivitas untuk rafting.Sebelum jalan ada briefing dulu sebentar. Akhirnya diputuskan untuk sarapan di Pelabuhan Ratu (sarapan yang kesiangan- atau makan siang yang kepagian, terserah deh..).
Setelah puas ambil gambar dan selesai briefing singkat, perjalanan dilanjutkan ke arah Pelabuhan Ratu. Sampai di Pelabuhan Ratu jam 9.30.
Disini bisa istirahat, nyelonjor, maen-maen ke pantai juga bisa. Udara pagi yang segar. Pesan makan buat makan siang sekalian.
Lumayan lama juga kita istirahat, karena ternyata rumah makannya baru saja buka. Jadi agak lama mempersiapkan pesanan.
Setelah selesai makan, kira2 jam 10.30 kita melanjutkan perjalanan. Jalanan menyisir pantai selatan Banten. Ternyata memang infrastruktur didaerah sini kurang tersedia. Sepanjang jalan yang kita lewati jalanan relatif sempit dan tidak terlalu ramai jika dibandingkan kawasan pantai Anyer.
Dikiri dan kanan jalan kita melewati perkampungan penduduk dan kadang-kadang perkebunan karet. Kadang-kadang diselingi pemandangan pantai yang lumayan aduhai.
Disebuah tempat kita sempatkan ambil gambar karena ada objek pemandangan yang fantastis. Dikejauhan bisa terlihat pantai yang mempesona. Dan sepanjang perjalanan tak henti-henti disuguhi pemandangan pantai yang menawan.
Sebenarnya daerah pesisir Banten Selatan kalau dikembangkan sebagai objek wisata tidak kalah dengan wilayah objek wisata yang lain. Tetapi akses ke daerah tersebut tidak sebagus wilayah yang lain, sebut saja pantai Anyer yang merupakan satu propinsi. Atau kalau mau membandingkan lebih jauh dengan kawasan Gunung Kidul di Propinsi DIY. Disana meskipun jauh dan bisa dibilang terpencil- karena keadaan penduduk yang sering kekurangan air bersih disaat musim kemarau, tetapi jalan ke objek wisata pantai Baron cukup bagus. Karena akses yang mudah tersebut menjadikan kawasan tersebut menjadi ramai.
Kembali ke cerita perjalanan. Setelah beberapa kali melihat dari spion Mei- yang dibonceng Arief- berdiri untuk menyaksikan keindahan pantai dikejauhan, kita istirahat didesa Bayah. Sambil istirahat kita diskusi dengan penduduk setempat. Diceritakan jalan yang melalui Malingping rusak parah, sebaiknya dihindari. Akhirnya diputuskan untuk melewati Binuangen dan seterusnya ke Pandeglang.
Sambil istirahat dilihat kondisi motor Arief ban belakang sepertinya mengkhawatirkan. Tapi ngga pa pa kata Arief. Lanjutt...
Sampai dipertigaan Cibaliung kita sempat kesasar +/-20 km arah Sumur yang ternyata mengarah ke Ujung Kulon. Dengan kondisi hujan lebat, kita balik arah, tapi ternyata benar, motor Arief ngga bisa dipertahankan. Terpaksa dengan amat sangat motor mesti dibonceng ke pick up. Setelah tawar menawar, akhirnya naek juga FJR 1300 ke pick up. Jam menunjukkan pukul 15.00.
"Kapan lagi liat motornya Arief naek pick up" kata Pak Kris.
Perjalanan dilanjut ber dua dengan Pak Kris. Dari Pelabuhan Ratu tadi pagi kita cuma melewati 1 (baca : satu!) pom bensin. Itulah mengapa daerah Banten Selatan tidak semaju daerah lain. Karena pom bensin pun kita cuma melewati satu setelah menempuh perjalanan +/- 50 km. Terpaksa kita isi bensin eceran.
Jalan dari Muarabinuangen ke Cibaliung lumayan jelek dengan aspal yang bolong-bolong dan beberapa kali melewati perbaikan jalan. Dari Cibaliung ke Panimbang jalan lebih parah. Dengan kondisi hujan lebat, jalan menjadi banjir. Jadilah kita melewati aliran air dan tidak kelihatan jalanan yang berlobang-lobang karena terendam air yang mengalir. Kondisi perjalanan yang sangat parah.
Akhirnya jam 4.30 sampai juga diPanimbang. Ada pombensin kita manfaatkan untuk istirahat sejenak dan mencampur bensin yang tadi kita beli eceran.
Setelah mengisi bensin, kita lanjut lagi ke arah Pandeglang. Jalanan sudah lumayan bagus. Pemandangan juga lumayan. Kita melewati pinggir pantai.
Perjalanan yang sungguh melelahkan. Perjalanan dari Serang ke Tangerang adalah kondisi yang sangat melelahkan. Dengan kondisi yang sudah mulai lelah, hari sudah gelap dan jalanan yang rusak parah ditambah lagi dengan kondisi jalan yang macet. Jalan lubang kita hajar terus. Sesampai ditangerang saya merasakan kendali motor tidak stabil. Baru setelah dirumah baru saya menyadari, pelk depan penyok!
...lanjut......